Kimono

23.18 Rachman Reza Ahari 4 Comments

Kalau anda pernah nonton film/ anime dari Jepang, pasti anda tau yang namanya Kimono (着物). Kimono adalah pakaian khas jepang yang bentuknya sangat unik. Kata Kimono berarti baju atau sesuatu yang dikenakan (ki berarti pakai, dan mono berarti barang).


Zaman sekarang, kimono bentuknya mirip Huruf "T" dan cenderung lebih mirip mantel lengan panjang berkerah. Kimono biasa di buat panjang hingga mata kaki. Untuk wanita, biasanya Kimono yang digunakan adalah yang jenisnya terusan, sementara untuk pria menggunakan Kimono yang bentuknya setelan (Baju dan Celana). Aturan dalam menggunakan kimono adalah kerah sebelah kanan harus di sebelah bawah kerah sebelah kiri. Juga harus menggunakan sabuk kain yang disebut Obi yang di lilitkan di bagian perut/ pinggang. Simpul tali pada obi berada di belakang atau berada di punggung. Alas kaki khusus pada saat mengenakan kimono disebut zōri atau geta.

Inilah yang disebut Obi
Ini yang disebut Geta
Karena perubahan zaman, kini Kimono hanya dikenakan pada acara- acara khusus saja. Kimono digunakan untuk mereka yang sudah menikah. Untuk yang belum menikah biasanya mengenakan Kimono jenis Furisode. Yang menjadi ciri Furisode adalah lengan baju yang lebar hingga hampir menyentuh lantai. Wanita yang genap 20 Tahun (Belum Menikah) biasanya mengenakan Furisode untuk menghadiri Upacara Seijin shiki. Pria biasanya mengenakan Kimono pada pesta pernikahan, upacara minum teh dan acara formal lainnya.
Bagian- bagian Kimono

Pakaian pengantina wanita Tradisional Jepang (hanayome ishō) terdiri dari furisode dan uchikake. Furisode khusus pengantin biasanya memiliki motif/ gambar yang di yakini dapat mengundang keberuntungan. Warnanya juga cenderung lebih cerah dibandingkan Furisode yang lain. Shiromuku adalah sebutan untuk baju pengantin wanita tradisional berupa furisode berwarna putih bersih dengan motif tenunannya yang juga berwarna putih.

Kimono pada wanita biasanya terdiri dari:
  1. Nagajuban, yaitu “daleman” saat memakai kimono
  2. Date eri, yaitu kerah tambahan saat memaikai kimono sehingga pemaikainya terlihat seperti mengenakan dua lapis nagajuban, padahal sebenarnya date eri hanyalah sehelai kain yang berbentuk seperti kerah kimono.
  3. Kimono utama yang dipakai di lapisan terluar, bisanya memiliki corak indah. Ada banyak macamnya seperti Furisode (kimono lengan panjang untuk wanita yang belum menikah), Iromuji, Tsukesage, dan lain-lain.
  4. Obi, yaitu sabuk pinggang dari kain yang dipakai sewaktu mengenakan kimono atau keikogi. Obi untuk kimono umumnya dibuat dari kain sutra. Kimono wanita dikenakan bersama obi berhiaskan corak tenun atau bordir. Obi dililitkan seperti halnya memakai setagen.
  5. Obiage, yaitu kain berwarna yang dililitkan di bawah obi supaya obi tidak melorot.
  6. Obijime yaitu, tali kecil yang diikat di atas obi supaya letak obi tidak berubah, atau membantu ikatan obi.

Jenis Kimono Untuk Wanita

 Kimono untuk wanita yang sudah ataupun belum menikah memiliki 9 jenis, diantaranya adalah:

 1. Kurotomesode


Kurotomesode adalah Tomesode berwarna hitam. Kurotomesode memiliki lambang keluarga (kamon) di tiga tempat: yang pertama di punggung, yang kedua ada di dada bagian atas (kanan/kiri), dan pada kedua bagian belakang lengan (kanan/kiri). Ciri khas kurotomesode adalah motif yang indah pada suso (bagian bawah sekitar kaki) pada bagian depan dan belakangnya . Kurotomesode dipakai untuk menghadiri resepsi pernikahan dan acara-acara yang sangat resmi.

 2. Irotomesode


Irotomesode adalah Tomesode yang dibuat dari kain berwarna. Tergantung kepada tingkat formalitas acara, pemakai bisa memilih jumlah lambang keluarga pada kain kimono, mulai dari satu, tiga, hingga lima buah untuk acara yang sangat formal. Kimono jenis ini biasanya dipakai oleh wanita dewasa yang sudah/belum menikah. Kimono jenis irotomesode dipakai untuk menghadiri acara yang tidak memperbolehkan tamunya untuk datang mengenakan kurotomesode, misalnya resepsi di Istana Kaisar. Sama halnya seperti kurotomesode, ciri khas irotomesode adalah motif yang indah pada suso.

3. Furisode


Furisode adalah kimono paling formal untuk wanita muda yang belum menikah. Bahannya cenderung berwarna-warni cerah dengan motif yang mencolok di seluruh bagian kain. Ciri khas furisode adalah bagian lengan yang sangat lebar dan menjuntai ke bawah. Furisode dikenakan sewaktu menghadiri upacara seijin shiki, menghadiri resepsi pernikahan teman, upacara wisuda, atau hatsumode. Pakaian pengantin wanita yang disebut hanayome ishō adalah termasuk salah satu jenis furisode.

4. Homongi


Hōmon-gi (訪問着) yang berarti baju untuk berkunjung adalah Kimono formal untuk wanita untuk yang sudah menikah ataupun belum menikah. Kita bebas memilih untuk memakai bahan yang bergambar lambang keluarga atau tidak. Ciri khas homongi adalah motif di seluruh bagian kain, depan dan belakang. Homongi dipakai sewaktu menjadi tamu resepsi pernikahan, upacara minum teh, atau merayakan tahun baru.

5. Iromuji


Iromuji adalah kimono untuk acara semiformal, namun bisa dijadikan kimono formal bila iromuji tersebut memiliki lambang keluarga (kamon). Sesuai dengan tingkat formalitas kimono. Iromoji dibuat dari bahan tidak bermotif dan bahan-bahannya berwarna lembut, merah jambu, biru muda, atau kuning muda. Iromuji dengan lambang keluarga di 5 tempat dapat juga dikenakan untuk menghadiri pesta pernikahan. Bila menghadiri upacara minum teh, cukup dipakai iromuji dengan satu lambang keluarga saja.

6. Tsukesage


Tsukesage adalah kimono semiformal untuk wanita yang sudah atau belum menikah. Menurut tingkatan formalitas, kedudukan tsukesage hanya setingkat dibawah homongi. Kimono jenis ini tidak memiliki lambang keluarga. Tsukesage dikenakan untuk menghadiri upacara minum teh yang tidak begitu resmi, pesta pernikahan, pesta resmi, atau merayakan tahun baru.

7. Komon


Komon adalah kimono santai untuk wanita yang sudah atau belum menikah. Ciri khas kimono jenis ini adalah motif sederhana yang berukuran kecil-kecil yang berulang. Komon dikenakan untuk menghadiri pesta reuni, makan malam, bertemu dengan teman-teman, atau sekedar menonton pertunjukan di gedung.

8. Tsumugi


Tsumugi adalah kimono santai untuk dikenakan sehari-hari di rumah oleh wanita yang sudah atau belum menikah. Walaupun demikian, kimono jenis ini boleh dikenakan untuk keluar rumah seperti saat berbelanja atau berjalan-jalan. Bahan yang biasa digunakan adalah kain hasil tenunan sederhana dari benang katun atau benang sutra kelas rendah yang tebal dan kasar. Kimono jenis ini lebih tahan lama dan dulunya dikenakan untuk bekerja di ladang.

9. Yukata


Yukata adalah kimono santai yang dibuat dari kain katun tipis tanpa bahan pelapis untuk kesempatan santai di musim panas.

Jenis Kimono Untuk Pria

Kimono pria dibuat dari bahan berwarna gelap seperti hijau tua, coklat tua, biru tua, dan hitam. Ada 2 jenis kimono untuk pria, diantaranya adalah:

1. Kimono Pria Formal (Montsuki)

Kimono Pria paling formal untuk pria berupa setelan Montsuki hitam dengan hakama (pakaian luar tradisional untuk menutupi pinggang sampai mata kaki) dan haori

Bagian punggung montsuki dihiasi lambang keluarga pemakai. Setelan montsuki yang dikenakan bersama hakama dan haori merupakan busana pengantin pria tradisional. Setelan ini hanya dikenakan sewaktu menghadiri upacara sangat resmi, misalnya resepsi pemberian penghargaan dari kaisar/pemerintah atau seijin shiki.

2. Kimono Pria Santai (Kinagashi)


Pria mengenakan kinagashi sebagai pakaian sehari-hari atau ketika keluar rumah pada kesempatan tidak resmi. Aktor kabuki mengenakannya ketika berlatih. Kimono jenis ini tidak dihiasi dengan lambang keluarga.

Sumber: http://id.wikipedia.or, https://nochaneyscrafts.wordpress.com/2013/09/10/kimono/

4 komentar:

  1. Apa menyewakan atau menjual kimono juga??

    BalasHapus
    Balasan
    1. untuk saat ini haijepang hanya sebatas memberikan informasi saja, tidak menyediakan jasa sewa ataupun menjual produk. :)

      Hapus
  2. Apa menyewakan atau menjual kimono juga??

    BalasHapus